Dahulu kalah di suatu kota terdapat sebuah rumah sakit yang sudah lama dikosongkan karena sudah tua dan diperkirakan bisa runtuh kapan saja. Karena itulah rumah sakit ini dikosongkan. Kosongnya rumah sakit ini memunculkan cerita bahwa rumah sakit ini tak terurus sehingga dijadikan istana hantu oleh mahkluk-mahkluk Gaib.
Cerita ini sampai ditelinga GPM (Group Pemecah Misteri). GPM merupakan group yang dibentuk oleh sekelompok anak SMA yang beranggotakan lima orang yaitu; Iwan, Dava, Win, Lana dan Bela yang diketuai oleh Win. Group ini dibentuk dengan tujuan untuk memecahkan cerita mengenai hal-hal mistis yang ada pada suatu tempat. Setelah GPM mendengar cerita itu, mereka kemudian berniat mencari tahu kebebarannya, apakah Rumah Sakit itu benar-benar dihuni oleh hantu atau hanya cerita fiktif belaka.
Suatu hari GPM berkumpul di sebuah kafe membicarakan rencana untuk mengungkit kebenaran Rumah Sakit Istana Hantu itu. mereka sangat penasaran tentang rumah sakit itu, kemudian berencana pergi ke lokasi itu pada siang hari. Sementara mereka berunding, ada seorang kakek tua dibelakang mereka duduk sambil minum kopi mendengar percakapan mereka lalu berkata “Hantu di rumah sakit itu hanya muncul ditengah malam saja, jadi akan sia-sia saja jika kalian pergi ke sana disiang hari,” ujar kakek tua itu.
Mendengar hal tersebut GPM langsung mengubah rencana mereka. Mereka berencana pergi ke istana hantu itu dimalam hari, tepatnya pukul 22.00 Wita.
“Guys, kita ke Istana Hantu itu malam ini Pukul 22.00. bagaimana, setujuh?” tanya Win
“Setujuuhhhh!” seru teman-teman Win.
Berapa jam kemudian, waktu yang ditunggu telah tiba. GPM akhirnya menjalankan rencana yang sudah disusun sebelumnya. Lokasi yang akan dijutu cukup jauh sehingga mereka berangkat menggunakan mobil milik Iwan.
Ditengah perjalanan mereka melihat sosok bayangan putih melintas dengan sangat cepat. Mereka terkejut dan berpikir bahwa mereka menabrak sesuatu. Iwan pun turun dari mobil dan mengecek sekitaran mobil, namun tidak ada apa-apa.
‘’Ngak ada apa-apa, kok!”ujar Iwan setelah ngecek sekitar mobil.
“Masa, sih. Tapi kok, kayak ada yang tertabrak, ya?” tanya dava.
“Ia, tadi aku juga ngerasain kayak ada yang tertabrak,” lanjut Bela.
“Ya, udalah kita lanjutkan aja perjalanan kita!” kata Iwan.
Kuntilanak |
Setelah memeriksa sekitar mobil, mereka kemudian melanjutkan perjalanan mereka dengan hati-hati. 20 menit melanjutkan perjalanan muncul seorang perempuan berbaju putih seperti seorang suster dibalik pohon dengan wajah rusak berlumur darah membuat mereka kaget dan merinding. Mungkin itu adalah bayangan putih yang hampir mereka tabrak tadi.
Beberapa waktu telah berlalu mereka menempu perjalanan yang begitu jauh, sampailah mereka ke Rumah Sakit Istana Hantu itu.
“Dari jauh aja udah terlihat seram banget, apalagi kalo udah di dalam pasti lebih seram lagi,” kata Lanu dengan sedikit takut.
“Udah, tenang aja! Kan ada kita-kita,” kata bela menenangkan Lana.
“Rumah Sakit ini memang kelihatan sangat seram karena gelap dan dinding-dindingya penuh lumut,”Jelas Dava.
“Yaa, namanya juga gedung kosong, pasti kotor dan berlumut,lah!” Balas Win.
Mereka berdiri sejenak didepan gerbang, lalu masuk ke dalam Rumah sakit itu tanpa mengucapkan salam. Perlahan-lahan kaki mereka melangkah maju ke dalam halaman Rumah Sakit yang penuh dengan sampah dedaunan yang berserakan di atas halaman. Bulu kudu mereka berdiri saat menginjakkan kaki di halaman Rumah sakit itu.
Sunyi dan gelap disertai dengan angin kencang menyambut kedatangan mereka. Kelelawar beterbangan di udara dan menari-nari semakin menambah ketakutan mereka. Setelah berjalan beberapa langkah, akhirnya kaki mereka menyentuh teras rumah sakit. Keringat dingin mengucur, namun dengan keberanian tinggi, mereka terus melangkah. Semakin jauh mereka berjalan, semakin banyak pulah suara-suara aneh yang mereka dengar. Mulai dari suara jeritan perempuan, tangisan bayi, suara benda jatuh dan tiupan angin kencang.
Malam semakin larut, Iwan melihat jam tangannya dan waktu menunjukkan pukul 23.53 Wita malam, ketakutan menyelimuti mereka dan seluruh tubuh gemetar, karena ketakutan, Dava tiba-tiba kebelet pipis.
“Gays, aku kebelet pipis, ni!” ucap Dava menahan pipis.
“Dasar, Loh. Udah, sana cari toilet! Kami tungguin di sini,” kata Win.
“Okey. tungguin gue, yah!” ucap Dava.
“Cepatan, yah. Jangan lama-lama!” kata Bela
“Ia,ia,” jawab Dava sambil lari meninggalkan teman-temannya.
Dava berputar keliling mencari toilet, namun Ia tidak menemukannya. Karena toilet tidak ditemukan akhirnya Dava terpaksa pipis ke dalam tong sampah. Saat Dava sedang pipis, tiba-tiba ada seorang wanita muncul di belakang Dava berkata “Bang, kok pipis di sini, kan toiletnya ada di sana?” Tanya wanita itu. Dava gemetar dan ketakutan sambil pelan-pelan menoleh kebelakang, dilihatnyalah sesosok perempuan berbaju putih, berambut panjang yang sedang menggendong bayi. Sentak Dava kaget membuat badannya kaku dan tidak dapat berbicara. Wanita itu menoleh kearah Dava dan tertawa mengerihkan “Hii, hihi hihi, hii, hihihi,”tawa perempuat itu.
Dava sangat terkejut melihat wajah wanita yang rusak dan berlumuran darah itu. “Aaaaaaa!” teriak Dava ketakutan. Mendengar teriakan itu teman-teman Dava kaget dan panik. Mereka langsung mencari sumber teriakan itu karena mereka tahu bahwa itu adalah suara temannya. Saat mereka menemukan Dava, mereka terkejut melihat Dava yang sedang dicekik wanita yang bermuka rusak dan berlumuran darah itu (Kuntilanak).
Merekapun melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan Dava dari Kuntilanak itu. setelah beberapa usaha yang dilakukan, akhirnya Dava lepas dari cekikan kuntilanak itu, lalu mereka kemudian meninggalkan kuntilanak tersebut. Setelah berlari beberapa menit, akhirnya mereka jauh dari tempat Dava dicekik. Setelah nafas mereka mulai membaik, teman-teman Dava menyuhrunya untuk menceritakan mengapa sampai ia dicekik kuntilanak tadi. Dava pun menceritakan semua yang dialaminya dan teman-temannya pun mengerti, lalu melanjutkan perjalanan mereka menyusuri Rumah sakit tersebut.
Iwan kembali melihat jam tangannya, waktu menunjukkan pukul 00.00 yang artinya pas jam 12 malam. Malam yang sangat mencekam, hal-hal aneh mulai terjadi, hantu-hantu mulai mengganggu mereka saat itu. mereka berjalan memamasuki suatu ruangan, dimana ruangan itu adalah ruangan operasi. Saat mereka melangkah masuk, tiba-tiba Lana seperti kemasukan Roh dan duduk begitu saja dilantai sambil menangis bercampur tawa. Teman-temannya berpikir bahwa Lana kerasukan. Lana menangis kemudian tertawa seperti orang gila, lalu temannya mencoba berbicara padanya.
“Lan, kamu kenapa, Lan?” tanya Win.
“Namaku Sarah, namaku Sarah!” kata Roh yang merasuki Lana.
“Sarah?” tanya Bela.
“Yah, namaku Sarah. Aku adalah salah satu korban pembunuhan Rumah sakit ini. Aku dijadikan bahan uji coba pembedahan oleh Dokter-dokter di Rumah sakit ini sehingga membuatku meninggal,” jelas Sarah dalam tubuh Lana sambil menangis tersedu-sedu.
“Lalu apa maksud kamu merasuki teman kami, adakah yang bisa kami lakukan untukmu?” tanya Bela.
“aku hanya ingi kalian menguburkan aku di tempat yang layak agar aku bisa tenang dan kuburkanlah juga beberapa orang yang dibunuh sama seperti aku. Kami dikubur di tembok gudang yang ada dilantai satu. Oh, ia. Maafkan aku karena aku merasuki teman kalian! Selamat aku, kumohon pada kalian aku! Satu hal yang harus kalian ketahui, bahwa ada kuntilanak yang selalu menggendong anaknya. Ia pasti selalu mengganggu kalian, jadi hati-hati sama kuntilanak itu!” kata Sarah menjawab dan menjelaskan.
“Kami akan menyelamatkanmu, kami janji,” kata Iwan
“terima kasih, Tuhan pasti membalas kebaikan kalian,” kata Sarah dengan senyum manis diwajah Lana.
“Ia, sama-sama. Oh, ya. Aku ingin bertanya sedikit Sarah. Kamu bilang, kamu mati karena dibunuh. Terus apa hubungannya pembunuhan dengan kosongnya Rumah Sakit ini? Bukannya Rumah Sakit ini dikosongkan karena akan runtuh ya?” tanya Win.
“Sebenarnya Rumah Sakit ini adalah tempat uji coba Pembedahan/Operasi, kami adalah korban penipuan dari Rumah Sakit ini. Kami dijadikan bahan uji coba dan sebenarnya Rumah Sakit ini dikosongkan bukan karena Rumah Sakit ini akan runtuh tetapi karena Rumah Sakit ini suda banyak memakan korban. Oleh karena itu, pengurus Rumah sakit Ini bersekongkol untuk membuat berita mengenai penutupan Rumah Sakit ini dengan alasan bahwa Pondasi dan dinding-dinding yang sudah mulai mengikis,” jawab Sarah.
Setelah Sarah menjelaskan Kronologi ditutupnya Rumah Sakit ini, tiba-tiba Lana pingsan menandakan bahwa roh Sarah sudah keluar dari dalam tubuh Lana. Kemudian mereka menggoyang-goyangkan Lana lalu tersadar dari pingsannya. Lana bangun dan berkata “Apa yang terjadi?” tanya Lana. “Udah nggak usah banyak omong, ayo kita pergi!” kata Iwan sambil menarik tangan Lana.
Mereka bergegas ke tempat yang ditunjukkan Sarah. Setelah menemukan gudang itu, mereka mulai menghancurkannya lalu satu persatu kerangka manusia mulai bermunculan kemudian dikumpulkan dan dibungkus dengan jaket milik Iwan agar mudah dibawa.
Ketika mereka meninggalkan tempat itu, tiba-tiba angin kencang menghembus lalu terdengar sura tawa kuntilanak. Ternyata kuntilanak itu adalah kuntilanak yang diceritakan Sarah dan juga yang mencekik Dava. Kuntilanak tersebut semakin mendekat ke arah mereka, anginpun semakin kencang. Dengan memberanikan diri iwan berkata;
“hei kuntilanak! Kenapa kamu mengganggu kami dan apa maumu?” tanya Iwan dengan nada keras.
“Aku mengganggu kalian karena kalian menggangguku dan kalung yang ada di lehermu adalah kalung anakku,” kata kuntilanak itu sambil menatap tajam ke arah Bela. Mereka pun terkejut ketika mereka tahu bahwa kalung yang dikenakan bela adalah kalung milik anaknya.
“Kami minta maaf jika kami mengganggu ketenanganmu. Lalu, apa yang bisa kami lakukan agar kamu tidak mengganggu kami lagi? Tanya Iwan.
“Berikan kalung itu padaku dan pergi dari tempat ini!” kata kuntilanak itu sambil mengulurkan tangannya ke arah Bela. Kemudian Bela menarik kalung dilehernya dan melenparkannya kearah Kuntilanak itu lalu mereka berlari membawa kerangka manusia itu. Sambil berlari, anginpun bertiup semakin kencang mangakibatkan benda-benda beterbangan dan membuat mereka semakin panik. Keadaan sangat kacau namun mereka terus berlari menyelamatkan diri dari kejaran kuntilanak itu. jauh sudah mereka berlari, akhirnya mereka keluar dari gedung Rumah Sakit itu dengan selamat. Mereka bergegas menguburkan kerangka Sarah dan kerangka manusia yang lain.
Kini Kerangka Sarah dan kerangka lainnya dikuburkan lalu didoakan mereka, membuat Roh Sarah tenang. Setelah selesai berdoa Roh Sara dan Roh lainnya menampakkan diri didekat mereka sambil tersenyum kepada kelompok GMP yang telah menguburkan kerangka mereka ditempat yang layak lalu disambut oleh mereka dengan wajah senyum pula. Roh Sarah dan lainnya perlahan hilang satu persatu dan kuntilanak tadi tidak mengejarnya lagi.
Waktu berlalu begitu cepat, Iwan kembali melihat jam tangannya, waktu menunjukkan pukul 04.23 subuh. Angin mulai redah, suasanapun mulai membaik. Apa yang mereka selidiki ternyata benar-benar nyata. Rumah Sakit yang Disebut sebagai Istana Hantu itu benar-benar dihuni banyak hantu. Kemudian mereka pulang dengan hati yang senang karena mereka sudah mengetahui rahasia besar dibalik Rumah Sakit Istanah Hantu yang ditutup itu.
Pesan dari penulis
Penting untuk kita ingat bahwa ketika melakukan sesuatu, harus selalu diawali dengan Doa dan saat memasuki suatu tempat, wajib menyapa/mengucapkan salam termasuk ketempat yang kosong.
Salam merupakan suatu cara kita untuk menghormati hal yang tak terlihat. Perlu juga kita ingat bahwa dalam kehidupan ini ada dua dunia yang berbeda, yaitu dunia gaib dan dunia kita sebagai manusia.
Hormatilah mereka yang tak terlihat, mereka tidak akan mengganggu kita ketika kita tidak menggangu mereka. Terkadang mereka menggangu manusia karena mereka butuh pertolongan seperti pada kisah Sarah dalam cerita di atas. Sekian
Terima kasih telah membaca cerita dari saya, semoga bermanfaat.
Penulis : Nova Liana Issan
Asal : Nosu, Kab. Mamasa
0 Response to "Rumah Sakit Istana Hantu"
Post a Comment