Di sebuah hutan hiduplah seekor singa yang licik. Setiap harinya singa kian kesana-kemari mencari mangsanya guna dijadikan santapan untuk mengisi perutnya yang lapar.
Pada suatu hari, singa licik ini kembali keluar dari tempat kediamannya hendak mencari mangsa untuk mengisi perutnya yang lagi kosong. Namun setelah seharian mencari mangsanya, singa tidak menemukan seekor binatang pun yang berkeliaran.
Ketika sore menjelang malam, sang singa hampir putus asa lalu berencana pulang ke tempatnya. Tiba-tiba singa melihat lima ekor tupai di atas pohon yang sedang berpesta ria karena banyaknya persediaan makanan dari buah pohon yang mereka tempati.
Melihat lima ekor tupai itu, singa ingin menerkamnya untuk dijadikan santapannya. Namu, singa sudah tak mampu memanjat pohon itu karena sudah kelaparan. Akhirnya singa berpikir sejenak untuk mencari bagaimana cara mengelabui tupai-tupai itu.
"Gimana ya, caranya aku kelabui tupai-tupai itu agar bisa turun dari pohon itu?" Tanya singa dalam hati.
"Mm, aku tau," jelas singa setelah mendapatkan solusi.
Setelah mendapatkan solusi, singa mulai melancarkan aksi liciknya demi mengisi perutnya yang kosong.
"Halo tupai !" Sapa singa dengan lembut.
"Halo juga, singa. Ada apa gerangan kau datang kemari? Mm, aku tau. Pasti kamu mau menerkam kami, ya? Tanya tupai dengan ketakutan.
"Nggak, kok. Aku cuma mau kasih tau kalau ada seorang pemburu yang masuk kehutan ini ingin memburu kalian," kata singa menjelaskan.
"Ah, ini pasti akal-akalan kamu saja, kan? Karena kamu ingin menerkam kami? Tanya tupai tak percaya.
"Masa sih, aku bohongin kalian! ya, aku cuma kasi tau doang, kalo ndak percaya ya ndak apa-apa juga sih. Kan bukan aku yang rugi," kata singa meyakinkan tupai-tupai itu.
"Kalau begitu, aku pergi dulu yah," lanjut singa berpura-pura.
Singapun berpura-pura beranjak pergi meninggalkan mereka dan tupai-tupai itu berunding memikirkan apa yang disampaikan singa itu. Dua puluh meter dari pohon itu, tiba-tiba tupai berteriak. "Tunggu!"
Singapun berhenti sejenak sambil berkata dalam hati "sepertinya siasatku akan berhasil, ni." Lalu singa membalikkan dirinya kembali mendekati pohon itu.
"Ada apa tupai? Tanya singa.
"Kami percaya sama kamu, tolonglah kami, bawalah kami ketempat yang aman dari pemburu itu!" Jawab tupai membujuk singa.
"Mm, baiklah aku akan menolong kalian. Tapi satu-satu yah, karena takutnya ada yang lihat kita kalo kita bersamaan!" Kata singa menjelaskan.
"Baiklah, asalkan kami selamat dari pemburu itu," ucap tupai.
Satu persatu tupai turun dari atas pohon mendekati singa, lalu singa membawanya satu persatu pula ke tempat yang sunyi dan disanalah tupai-tupai itu di terkam lalu dimakannya . Tak ada yang mengetahui apa yang dilakukan singa itu di sana.
Dari kelima tupai tersebut, hanya sisa satu tupai yang belum ia jadikan mangsanya. Setelah keempat tupai ini dimangsanya, singa licik kembali menghampiri tupai yang terakhir. Sesampainya di sana, singa melihat tupai yang sudah turun dari pohon dan siap dihantar singa ketempat yang dijanjikan singa.
"Halo, tupai! Apaka kamu sudah siap berangkat?" Tanya singa.
"Ia, saya sudah siap. Tapi kok, dimulut kamu ada bekas darah?" Tanya tupai curiga.
Singa tersentak diam seolah tak bisa menjawab; "aa mm o, ini. Anu, tadi saya sempat berkelahi dengan harimau yang mencoba merebut kawan-kawanmu dariku, itulah sebabnya ada bekas darah di mulutku," jawab singa basa-basi.
"Harimau? Trus kawan-kawan saya, gimana? apakah mereka baik-baik saja?" Tanya tupai dengan kawatir.
"Ngak usah kawatir! Semuanya baik-baik saja kok, mari kita pergi sebelum pemburu itu datang!" jawab singa sambil membujuk tupai untuk berangkat
Mendengar penjelasan singa, akhirnya tupai pergi bersama singa tanpa memikirkan bahaya yang akan ia alami. Tupai termakan tipu muslihat singa.
Di tengah perjalanan, tupai melihat beberapa tulang binatang berserakan di jalanan membuat tupai semakin curiga.
"Singa, ini tulang-tulang apa? Kok berserakan, gini?" Tanya tupai.
"Hhh, itu tulang kawan-kawan mu yang sudah aku santap. Sekarang giliranmu," jawab singa dengan sambil meraung-raung.
"Apa? Jadi, kau menipu kami?" Tanya tupai.
"Hhhh. kalian terlalu bodoh, mudah percaya dengan rayuan saya," jawab singa sambil mendekati tupai.
Tupai berusaha melarikan diri dari singa licik itu namun nasip malang Tupai sudah menjemput. Singa mendapatinya lalu menggigit leher tupai sehingga tupai tak bisa berbuat apa-apa dan akhirnya mati, lalu singapun melahapnya sampai kenyang.
Usai melahap tupai yang malang itu, akhirnya singa kembali ke tempat kediamannya beristerahat menunggu hari esok.
Demikianlah cerita tentang singa yang licik dan tupai yang malang, semoga anda mendapatkan pesan dan manfaat dari cerita di atas.
0 Response to "Dongeng: Singa yang Licik dan Tupai yang Malang "
Post a Comment