CONTOH KESANTUNAN BERBAHASA DALAM SITUASI TIDAK RESMI

       Selain situasi resmi bahasa santun pun digunakan dalam situasi tidak resmi. dalam situasi tidak  resmi bahasa yang digunakan biasanya bahasa sehari-hari bahkan bahasa pertemanan. jadi, berbahasa dalam situasi tidak resmi tidak perlu menggunakan bahasa baku.meskipun demikian, para penutur harus tetap memperhatikan kaidah berbahasa yaitu  menggunakan bahasa yang halus bukan dengan kata-kata yang dapat menyinggung perasan orang lain. Selain itu perlu juga  memperhatikan prinsip-prinsi pkesantunan berbahasa.

Baca juga contoh Berbahasa Santun dalam Situasi resmi

CONTOH KESANTUNAN BERBAHASA

kesantunan-berbahasa

Berikut bahasa santun  yang digunakan dalam situasi tidak resmi.

1.  Menulis Surat Pribadi

Biasanya Surat pribadi tidak terlalu terikat dengan aturan/kaidah bahasa  Indonesia yang mengedepankan  kata baku. Maksudnya adalah, surat pribadi dapat ditulis menggunakan bahasa pertemanan, bahasa kekeluargaan dan  bahasa sehari-hari. Meskipun demikian,  menulis surat pribadi juga harus mengutamakan  etika penggunaan bahasa yang sopan.

Bahasa yang sopan itu harus disesuaikan dengan latar belekang orang. dengan kata lain , “ketika mengirim surat ke sahabatmu kamu bisa menggunakan bahasa pertemanan atau bahasa yang sedang berkembang saat ini.” Begitupun sebaliknya “ketika kamu mengirim surat ke orang tuamu, gunakanlah bahasa yang sewajarnya. Jangan menggunakan bahasa pertemanan karena bahasa pertemanan dianggap tidak sopan ketika berkomunikasi  dengan orang tua.”

Nah, untuk memahami penggunaan bahasa tentang surat pribadi, silahkan membaca contoh surat pribadi berikut.

Contoh surat pribadi Persahabatan

Nosu, 14 Juli 2021

Sahabatku, Matiu’ di Makassar 

 

Salam Rindu,

Halo Matiu’, bagaimana kabar kamu? Aku berharap semoga Matiu’ sehat dan baik-baik saja! Puji Tuhan, saya di sini juga sehat dan baik-baik saja.

O yah, Matiu’, bulan depan aku rencana mau ke Makassar. Jadi, aku pengen bangat mampir ke rumah kamu yah. Nggak apa-apa kan aku main ke rumah kamu?  soalnya aku rindu bangat sama kamu, udah lama nggak ketemu.  Kalo aku udah sampai, jangan lupa siapin ayam goreng, yah! Tamu kan Raja, jadi harus dijamu sebaik mungkin, Hehe. Maaf yah bercanda doang kok.

Matiu’, udah dulu ya surat dari aku. Jangan lupa dibalas ya. Balasan suratmu aku tunggu, yah!

Sahabatmu

Ttd.

Kamisi’

Contoh Surat Pribadi Kepada Orang Tua

Nosu, 14 Juli 2021

Salam sayang untuk Ayah

Butcu merindukan Ayah.

 

Aku berharap semoga ayah di sana baik-baik saja! Ayah, aku tau ayah pergi ke jakarta bekerja untuk menafkahi kami. Sudah setahun Ayah di Jakarta, sampai sekarang ayah tidak pernah mengabari kami. Apa Ayah uda lupa dengan kami?  Butcu sangat berharap kabar dari ayah, Butcu sangat merindukan Ayah.

Udah dulu ya, Yah. Aku tunggu kabar dari Ayah

Ananda

Ttd

Butcu

Setelah membaca surat pribadi di atas, apakah bahasa yang digunakan termasuk bahasa yang santun? Ya, tentunya menggunakan bahasa yang santun/sopan karena bahasa yang digunakan tidak ditemukan bahasa yang kasar melainkan bahasa yang halus.

2.   Berbicara dalam Situasi Pasar

Cermati percakapan berikut:

Percakapan 1

Pembeli : “Mas, berapa harga sayurnya?”

Penjual : “Sepuluh  ribu satu ikat, ‘Bu.”

Pembeli : “Kok mahal amat, Mas?”

Penjual : “Ia Bu, soalnya sembako semua pada naik harga.”

Pembeli : “OO, gitu yah, Mas.

Penjual : “Ia, Bu.”

 

Percakapan 2

Pembeli : “Mas, berapa harga sayurnya?”

Penjual : “Sepuluh  ribu satu ikat, ‘Bu.”

Pembeli : “Aaaahh, mahal amat! Masak seikat harganya sepuluh ribu? ”

Penjual : “Ia Bu, soalnya sembako semua pada naik harga.”

Pembeli : “Ah, bilang aja Mas kalau Mas ingin cepat kaya!” .

Penjual : “Kok, ngomong gitu sih, Bu?

Pada kedua percakapan di atas, percakapan 1 dianggap santun karena bahasa yang digunakan cenderung halus dan menghargai apa yang ada. Ditandai dengan kata pembeli oo, gitu ya, mas.” Sedangkan percakapan 2  dianggap tidak santun karena bahasa yang digunakan pembeli sangat kasar yang seakan-akan tidak terima dengan harga yang di sebut penjual “Aaaahh, mahal amat! Masak seikat harganya sepuluh ribu? Selain itu pembeli juga mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas di ungkapkan yang ditandai dengan; “Ah, bilang aja Mas kalau Mas ingin cepat kaya!.” Sebagai orang yang punya etika tak sepantasnyalah kata-kata tersebut diucapkan karena dapat menyinggung perasaan orang lain.

3.   Berbicara kepada Orang Tua

pada zaman sekarang ini ada banyak bahasa yang sedang berkembang (bahasa gaul) dalam masyarakat. Baik di perkotaan maupun di pedesaan. Bahasa ini sering muncul dikalangan anak muda, sehingga anak muda zaman sekarang lebih cenderung menggunakan bahasa tersebut.  Parahnya anak muda zaman sekarang tidak tahu membedakan dengan siapa ia berbicara.

Mereka berbicara baik kepada orang tua maupun kepada teman sebayanya, bahasa yang digunakan tidak ada bedanya. Padahal, seharusnya pada saat berbicara dengan orang tua, haruslah menggunakan bahasa yang sopan, bahasa sehari-hari dalam keluarga, bukan dengan bahasa-bahasa gaul karena bahasa tersebut belum tentu dipahami orang tua.

Berikut contoh bahasa yang santun dan tidak santun ketika berbicara dengan orang tua.

Percakapan 1 Mengunakan bahasa (Nosu) Versi Toraja Mamasa (ketika anak pulang dari kota anak menggunakan bahasa indonesia sementara orang tuanya tidak paham bahasa indonesia).

                                                                  

Ibu/Mamak    : “Oleh, anakku. Sae moko le?”  (Bahasa Nosu)

                      * “Eh, anakku. Kamu sudah datang?” (Artinya)

Anak/Pea       : “Ia, Bu. Saya sudah datang.”

Ibu/Mamak    : “Ah, akamo Iko mukua? tae'na' mengerti."

                       * "Ah, apa yang kamu bilang? saya tidak mengerti," (artinya)

Anak/Pea      : " Ai,ee. bodok maroko Iko, masak taek muissan mak bahasa indonesia?" (Bahasa Nosu)

                      * "Waduh, Kamu ini bodoh sekali, masak kamu tidak tahu bahasa Indonesia?" (artinya)

Ibu/Mamak    : "Oindo'i, Mumak Patenno Iko? Muissanan siami ko totondokki, mu basa Indonesia miki!"

                      * "Astaga, kenapa Kamu seperti itu? Kamukan tahu kalau kita ini orang kampung, masak kamu pake                            bahasa Indonesia!" (Artinya)

         Pada percakapan di atas, dapat disimpulkan bahwa si Anak ini belum tahu sopan santun karena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh Orang tuanya dan lebih parahnya lagi, si anak ini memaki orang tuanya dengan mengatakan bahwa "Waduh, Kamu ini bodoh sekali, masak kamu tidak tahu bahasa Indonesia?". seharusnya si anak tidak boleh menggunakan bahasa tersebut karena dianggap tidak santun. 

Percakapan 2. Menggunakan Bahasa Gaul 

Anak     : "Pa, aku mau minta pendapat Papa!"

Papa     : "Apa itu, Nak?"

Anak     : "Boleh, nggak Pa, Kalo kita rekreasi ke Bali?  Aku Pingin bangat ke sana, Pa!"

Papa     : "Mmmmm, Kalo dengan Pingin Itu artinya apa, ya Nak?"

Anak      : "Ah, papa payah. itukan bahasa anak zaman sekarang yang sedang berkembang, Pa!" 

Papa      : "Yah, Papakan tidak tahu, Nak!"

Anak      : "Ah, males ngomong sama Papa."

Bagaimana dengan percakapan 2 ini, apakah santun atau tidak? jawabannya tentu tidak santun, karena anak menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh ayahnya. agar bahasa itu santun alangkah lebih baiknya jika menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami orang tua kita dan jangan lupa jangan mencelah orang tua apabila dia tidak mengerti dengan bahasa yang kamu gunakan. 

4.    Bahasa Sastra

Dalam bahasa sastra, bahasa yang digunakan juga tak perlu resmi melainkan menggunakan semua jenis bahasa (bebas). Dalam sastra bahasa yang digunakan adalah bahasa kias, tujuannya untuk memperindah sastra tersebut. Meskipun menggunakan bahasa yang bebas, tetapi juga perlu memperhatikan etika berbahasa. Perhatikan salah satu contoh sastra berikut.

Pada puisi di samping nampak jelas bahwa

bahasa yang digunakan merupakan bahasa sastra

yang mengutamakan keindahan kata-kata

bahasa-sastra

atau bahasa kias. Dalam puisi tersebut,

tidak ditemukan bahasa yang negatif atau bahasa

Yang tidak santun. Prinsip kesantunan berbahasa

Yang digunakan adalah prinsip penghargaan.

Dimana sang penulis menghargai dan memuji

ciptaan sang Kuasa.

5.   Telepon menelepon

Telpon menelepon merupakan hal yang lasim. Hampir semua orang pernah melakukannya. Namun, apakah kita sudah mengetahui cara telepon menelepon yang sopan ? perhatikan cara dan contoh telepon menelepon yang sopan di bawah ini:

a.   Jika kamu ingin  menelepon, ambillah Handponemu pilih nomor tujuan dan tekan tombol panggil !

b.     Ucapkan salam yang tepat  setelah  teleponmu diterima!

c.   Pergunakan bahasa yang sesuai. Maksudnya adalah, ketika kamu berbicara dengan orang tua, gunakanlah bahasa yang sopan dan mudah dimengerti. Jika berbicara dengan sebayamu gunakanlah bahasa lisan yang sering kamu pakai sehari-hari. Bisa menggunakan bahasa anak muda.

d.  Jangan menutup telepon sebelum mengucapkan salam (orang yang menutup telepon tanpa mengucapkan salam atau kata penutup, adalah orang yang tidak tau sopan santun).

Perhatikan contoh percakapan di bawah  ini.


Kesantunan-berbahasa-dalam-bertelpon

 Itulah tentang contoh kesantunan berbahasa dalam situasi tidak resmi semoga bermanfaat 

dan dapat dijadikan pedoman hidup kita semua, khususnya dalam berbahasa.


 


0 Response to "CONTOH KESANTUNAN BERBAHASA DALAM SITUASI TIDAK RESMI"