POLO PADANG : CERITA ORANG MANURUN DALAM MASYARAKAT SUKU TORAJA

Polo padang

(Ulleleanna To Manurun)

 


        Menurut cerita masyarakat suku Toraja, Orang Manurun/Tomanurun adalah sepasang suami istreri dan satu anak  yang turun dari langit menjembatani pelangi. Ketiga orang ini adalah Polo Padang suaminya yang berasal dari bumi dan istrinya adalah seorang Puteri yang turun dari kayangan atau lebih tepatnya seorang Bidadari, sedangkan anaknya bernama Pairunan.

        Menurut cerita, Polo Padang menikahi  Putri, isterinya ini ketika Putri dan kedua saudaranya turun dari langit melewati pelangi. Polo Padang mencuri pakaian salah satu Putreri itu sehingga puteri itu tidak bisa kembali ke kayangan. Dengan jantung berdebar Polo Padang mengungkapkan isi hatinya kepada puteri itu bahwa ia ingin menikahinya. Puteri itu menjawab, katanya, “ susah bagi kami menikah dengan manusia karena manusia sering mengucapkan kata-kata kotor yang tidak kami sukai. “ akan saya usahakan untuk tidak melanggar pantangan itu, jawab Polo padang.

        Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Polo Padang, akhirnya Puteri menerima tawarannya dan akhirnya mereka menikah. Satu tahun kemudian setelah menikah, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki. Mereka menamainya  Pairunan. anak ini terus bertumbuh hingga usia remaja.

        Pada suatu hari,  Polo Padang membela kayu dengan kapak, dalam bahasa Toraja “Wase”. Namun apa yang terjadi kapak tiba-tiba salah sasaran mengenai kaki Polo Padang. Tanpa sadar, Polo Padang tiba-tiba mengeluarkan kata tabu yang merupakan kata yang tak pantas bagi bangsa bidadari. Mendengar kalimat yang keluar dari mulut suaminya, sang puteri langsung meninggalkan segala pekerjaannya dan berangkat ke kayangan bersama anak laki-lakinya. Setelah kepergian isteri dan anaknya, Polo Padang akhirnya sadar atas apa yang dia sempat ucapkan yang merupakan pantangan bagi isterinya

        Setelah kepergian isteri dan anaknya, hidup Polo Padang tidak tenang bahkan diliputi kesedihan terus-menerus. Akhirnya,ia bertekat mencari isteri dan anaknya dengan bantuan kerbau putih. Kerbau putih itu mengantarnya menyeberangi lautan sampai ke daratan. Setelah sampai di daratan, kerbau putih itu meninggalkan Polo Padang.

        Malam telah tiba, lewatlah bulan, Polo Padang meminta bantuan kepadanya untuk mengantarnya ke langit ketujuh (kayangan) dimana tempat bidadari itu tinggal. Bulanpun mengantar dia namun sayangnya bulan tidak sampai pada langit ketujuh. “ hanya bintang yang bisa sampai pada langit ketujuh” kata bulan. Lalu bulan menurunkan Polo padang dan menyuruhnya menunggu bintang.

        Setelah hari sudah mulai siang, lewatlah bintang itu lalu bergegaslah Polo Padang menghampiri dia dan bertanya, maukah kamu mengantarkan aku ke langit ketujuh? Aku akan pergi mencari isteri dan anakku. Dengan rendah hati  bintang-bintang mengiyakan dan mengantarnya ke langit ketujuh dan akhirnya sampailah Polo Padang kelangit ketujuh itu. Namun, sayangnya ia tidak bisa langsung menemui isteri dan anaknya.tetapi Ia harus melakukan beberapa persyaratan yang diberikan oleh orang tua sang puteri (Raja Kayangan).  Syarat-syarat itu ialah:

  1.  Mengisi air kedalam keranjang sampai penuh
  2.  Menumbangkan semua pohon kenari pada satu lembah
  3. Mengumpulkan jawawut yang tertumpah dan tidak boleh kurang meskipun sebiji
  4.  Mencabut keladi satu lembah
  5.  Membuka pintu yang tertutup rapat dan terkunci
  6.  Menemukan isterinya di tempat yang gelap diantara sekian banyaknya wanita yang mirip dengan muka isterinya.

Tugas demi tugas dikerjakannya namun semuanya tidak ada yang selesai dengan menggunakan kemampuannya sendiri. Namun beberapa binatang yang kasihan melihat polo padang yang susah paya mengerjakan tugas itu yang tak kunjung selesai, akhirnya binatang-binatang itu membantunya.

Tugas yang pertama di bantu oleh belut, namun belut itu mengisiaratkan agar semua keturunan  Polo Padang tidak memakan belut. Polo padang menerimanya lalu belutpun membantunya hingga akhirnya keranjang itu penuh dengan air.

 

Tugas yang kedua dibantu oleh raja angin. Raja angin memerintahkan dia membuang beras tiga biji, lalu datanglah angin besar menumbangkan semua pohon kenari itu.

Tugas ketiga dibantu oleh raja pipit. Raja pipit pun mau menolongnya asalkan semua keturunan Polo Padang tidak menghalangi burung pipit yang lain jika datang mencari makanan di lumbung padi. Siarat ini diiyakan Polo Padang, maka terkumllah semua biji jawawut itu.

Tugas keempat dan kelima juga dapat diselesaikan dengan bantuan babi hutan dan seokor tikus. Babi hutan mencabut semua pohon keladi dan tikus menggigit kunci itu lalu pintu itupun terbuka.

Tugas yang terakhir adalah menemukan isterinya diantara sekian banyaknya wanita yang mirip dengan isterinya. Tugas ini juga berhasil dilalui Polo Pandang dengan Bantuan kunang-kunang.

 

Setelah tugas terakhir diselesaikan Polo Padang, Akhirnya Raja Kayangan mengatakan bahwa Tuhan telah menjodokan anakku dengan seorang manusia dan tidak dapat diceraikan oleh apapun. Maka kembalilah Polo Padang, isteri dan anaknya ke Bumi melalui pelangi. karena itulah mereka disebut Tomanurun atau orang turun dari langit ke bumi.

 

Demikianlah cerita ini. jika dipikir-pikir entah Fakta atau Mitos, ternyata  sebagian orang Toraja adalah keturunan Bidadari.

 

Cerita ini dirangkum dari cerita sastra Toraja. Terima kasih

 

 

0 Response to "POLO PADANG : CERITA ORANG MANURUN DALAM MASYARAKAT SUKU TORAJA"