Puisi > Mengetahui struktur sebuah puisi baik fisik maupun batin dapat memudahkan Anda dalam menciptakan karya sastra tersebut. Larik demi larik bukan sesuatu yang mudah saja dituliskan, apalagi ketika otak buntu dan inspirasi menguap entah ke mana larinya.
Generasi karya sastra satu ini dari waktu ke waktu mengalami perkembangan, contohnya ada jenis lama dan modern. Perbedaan jelas kedua karya tersebut, biasanya pada generasi modern akan disebutkan siapa penyairnya pada bagian atas atau bawah sajak.
Namun, pada jenis lampau biasanya pengarangnya anonim, tidak diketahui pengarangnya, namun maknanya lebih gamblang. Contoh, untuk pantun baris pertama dan kedua berisi sampiran, sementara penjelasannya ada pada baris ketiga dan keempat.
Paling disukai: mengenal jenis puisi
Untuk jenis modern juga sebenarnya tidak banyak terikat aturan, termasuk rima. Tapi, banyak penyair memandang keseragaman rima ini justru membantu pembaca menikmati karya secara lebih menarik karena ada bunyi seragam di tiap ujung larik.
Struktur Sebuah Puisi Fisik yang Perlu Dipahami
Bicara soal struktur puisi, di dalamnya ada struktur batin dan struktur fisik. Pertama, kami akan mengulas satu demi satu struktur fisik terlebih dulu:
- Pencitraan adalah cara bagaimana penulis melibatkan berbagai indera pembaca untuk turut merasakan aura dari larik demi larik. Misal, kata “Melihat lekuk tubuhnya” bisa sampai dirasakan pembaca juga.
- Rima ini sebenarnya lebih terdapat pada jenis puisi lama, akan tetapi penyair modern juga ada yang memperhatikan rima berpuisi dengan alasan estetika kata.
- Ritme dalam berpuisi bisa diciptakan dari penggunaan tanda baca dan jeda tiap rangkaian kata. Lain lagi jika dideklamasikan maka ritme adalah bagaimana nada suara pembaca ketika berdeklamasi.
- Tipografi adalah apa yang sampai sekarang menjadi pembeda antara puisi dengan karya sastra lainnya. Umumnya tipografi ada di sebelah kiri atau tengah halaman, memanjang ke bawah.
Penulisan tepat dengan mengikuti kaidah struktur sebuah puisi secara fisik akan memberikan estetika bentuk dan pelafalan para pembaca. Penulisan sebuah sajak akan bisa diidentifikasi langsung dan dibedakan dari tulisan lain ketika membaca sebuah buku.
Struktur Batin Karya Sastra Puisi
Selain dibangun oleh struktur fisik, sajak juga dibangun oleh struktur batin atau nyawa dari karya tersebut. Khusus untuk struktur batin, kami juga merangkumnya dalam poin-poin berikut:
- Perasaan bisa tersampaikan secara tepat kepada pembaca apabila penulis memilih diksi tepat guna menggambarkan isi hati serta pikiran. Walaupun sebenarnya keseluruhan isi bisa ditafsir berbeda oleh tiap orang, namun keseluruhan rasa sama.
- Nada dan suasana ini bisa tercipta dari penggunaan diksi tepat serta tanda baca dan jeda tiap larik. Suasana dari tiap karya berbeda-beda, tergantung tema diambil. Jika tujuannya untuk menyindir pemerintah maka butuh keberanian menulis karyanya.
- Amanat adalah struktur sebuah puisi batin paling dicari para pembaca untuk menangkap apa sebenarnya yang ingin disampaikan penulis. Amanat atau pesan ini bisa beragam, bisa mengarah ke persoalan pribadi atau hal umum.
Selain tiga hal di atas, struktur batin juga terdiri atas tema dan diksi. Namun, pembahasan mengenai keduanya sepertinya sudah dipahami lebih baik. Di mana tema adalah payung besar sebagai pengarah alur penulisan larik demi larik sajak.
Baca: Trik menulis puisi
Sementara diksi adalah pemilihan kata-kata kias dan sejenisnya untuk dirangkai seindah mungkin. Semakin indah diksi sajak, semakin enak dibaca sekalipun oleh orang awam. Selayaknya tulang pada manusia, struktur sebuah puisi fisik dan batin adalah penopang eksistensi sajak dari para penulisnya.
Deskripsi: struktur sebuah puisi terdiri atas struktur fisik dan batin dimana keduanya menghadirkan nyawa bagi puisi itu sendiri.
0 Response to " Mengenal Struktur Sebuah Puisi Fisik Maupun Batin"
Post a Comment