![]() |
Sumber Image: google |
Selamat datang kembali di website Seprianusbirra1.com. pada artikel kali ini saya akan membahas tentang Manfaat Manglambak Tedong pada bulan Agustus dalam budaya Masyarakat Nosu.
Artikel ini saya buat berdasarkan pemahaman dan pengamatan saya terhadap kebiasaan masyarakat Nosu dalam hal Manglambak Tedong. Jika dalam penjelasan ini kurang tepat, boleh di koreksi dan diberi saran.
Manglambak Tedong Karena Budaya
Manglambak Tedong dalam bahasa Nosu, Toraja Mamasa, Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti Melepas Kerbau ke alam bebas.
![]() |
Sumber Image: google |
Manglambak tedong biasanya dilakukan pada bulan Agustus setiap tahunnya setelah semua hasil tani (padi) di panen. Ini merupakan salah satu budaya turun-temurun masyarakat Nosu yang dilakukuan sampai saat ini.
Setelah memasuki awal bulan September, kerbau-kerbau yang dilepaskan di ambil kembali. Pengambilan kerbau tersebut menandakan bahwa beni padi akan di tabur kembali oleh petani.
Terkadang kerbau ini dilepas sampai bulan November, itu tergantung dari kesiapan petani menabur beni. Apabila di bulan September beni padi belum di tabur, maka pemilik kerbau juga belum mengambil kerbaunya.
Manfaat Manglambak Tedong
![]() |
Sumber Image: google |
Selain karena budaya, tentunya Manglambak Tedong mempunyai manfaat yang masyarakat bisa peroleh. Tahun 2021 yang lalu ada wacana bahwa tedong/kerbau tidak lagi akan dilepaskan seperti tahun-tahun sebelumnya karna mengingat hadirnya benih padi yang baru dimana masyarakat Nosu sebut "Pare Baru".
Hadirnya benih baru ini membuat masyarakat Nosu Ingin Menabur Benih dua kali dalam setahun. Karena itulah rencana Manglambak Tedong di tiadakan.
Mendengar wacana tersebut, sebagian masyarakat Nosu tidak setujuh karena akan berdampak pada perkembang biakan kerbau tersebut. Ketika kerbau masyarakat tidak dilepas lagi, maka besar kemungkinan akan berdampak pada menurunnya jumlah angka kelahiran bayi kerbau sehingga menurunkan ekonomi masyarakat karena kerbau merupakan salah satu sumber pendapatan masyarakat Nosu.
Akibat ketidak setujuhan akan hal tersebut, maka masyarakat tetap melepas kerbaunya pada tahun berikutnya karena masyarakat sudah merasakan manfaatnya.
Manfaat Manglambak Tedong yang dirasakan oleh masyarakat Nosu adalah dimana satu induk kerbau boleh dikata hampir setiap tahun memperanakkan satu bayi.
Menurut masyarakat, apabila kerbau tersebut tidak dilepas pada bulan Agustus, maka besar kemungkinan hanya 1,2 ekor kerbau yang dapat melahirkan dalam setahun. Itulah sebabnya Masyarakat Nosu pada umumnya tidak ingin bila kerbau tersebut tidak dilepas.
Kerugian Manglambak Tedong
Dari manfaat Manglambak Tedong yang dirasakan masyarakat, tentu ada kerugian yang dialami sebagian masyarakat dibalik semua itu.
Kerugian yang sering terjadi menurut penelitian saya adalah ketika sebagian padi belum sempat di panen pemiliknya pada bulan Agustus, lantas kerbau sudah dilepas, maka padi tersebut besar kemungkinan akan di panen oleh kerbau itu sendiri.
Kerugian yang berikutnya adalah pada bulan September para petani ketika mulai menabur benih, lantas kerbau belum di ambil pemilinya maka benih-benih yang sudah ditabur terkadang diinjak-injak kerbau tersebut sehingga mengakibatkan benih tersebut tidak tumbuh.
Demikian pembahasan tentang Manfaat Manglambak Tedong Sebagai Budaya Masayarakat Nosu, semoga artikel ini dapat bermanfaat dan apabila dalam penjelasan ini ada yang tidak sesuai mohon di koreksi!!
0 Response to "Manfaat Manglambak Tedong Sebagai Budaya Masayarakat Nosu"
Post a Comment